Apa itu WSUS? Jangankan orang awam, orang yang bekerja di bagian IT sekalipun, banyak dari mereka yang tidak atau belum mengetahui apa itu WSUS. WSUS atau yang biasa di sebut Windows Server Update Service adalah sebuah aplikasi server (gratis) yang memberikan/ menyediakan layanan update secara otomatis dan memudahkan administrator IT dalam melakukan pendistribusian pembaruan-pembaruan yang dirilis oleh Microsoft melalui komunikasi jaringan. WSUS itu sendiri bukan lah produk baru, produk ini dibuat pertama kali pada tahun 2005 dengan nama SUS, dan saat ini sudah mencapai versinya yang ke 3 (WSUS 3.0). Mungkin ada yang bertanya, mengapa kita harus peduli dengan mengupdate produk microsoft, sedangkan kita juga tahu bahwa kita juga menggunakan produk-produk lain yang non-microsoft ? Itulah salah satu hal yang melatar-belakangi sebuah ide untuk mengimplementasikan WSUS ini. Banyak hal/ latar belakang yang menjadi alasan mengapa kita harus mengimplementasikan WSUS, diantaranya yaitu : 1. Sebagian besar pengguna komputer baik itu pengguna rumahan atau corporate baik di indonesia atau di dunia, menggunakan produk microsoft mulai dari sistem operasi windows, microsoft office, sql server, exchange server, isa server, windows defender dan produk-produk microsoft lainnya. 2. Tidak semua pengguna komputer di perkantoran memiliki akses internet. 3. Kurangnya kesadaran administrator IT dalam melakukan update komputer. Manajemen update pada umumnya menjadi sesuatu yang menakutkan bagi administrator IT. Mereka tahu jika ini tidak dilakukan resikonya besar, tetapi jika dilakukan maka akan menyita tenaga, waktu dan tentu saja merepotkan, apalagi jika jumlah komputer/ client yang harus ditangani sangat banyak dan berada di lokasi yang berjauhan. Hal inilah yang menyebabkan manajemen update tidak dilakukan oleh pengguna komputer di indonesia. 4. Tingkat ancaman malware yang semakin tinggi. Malware adalah sebuah program yang di desain oleh pembuatnya untuk mencari kelemahan dari sebuah sistem/ software. Malware ini bisa berupa virus komputer, trojan, worm, spyware maupun program-program jahat lainnya. Salah satu kendala dalam menggunakan produk microsoft adalah tersedianya malware dalam jumlah yang sangat besar, yang dapat menjamin bagian IT menjadi tidak produktif karena sibuk memikirkan cycle updating antivirus, scanning virus, mencari removal terbaru dan kegiatan-kegiatan tidak produktif lainnya. Saat ini, antivirus yang selalu ter update saja tidaklah cukup dalam melindungi sistem jaringan komputer. Setidaknya diperlukan implementasi 4 hal berikut agar sistem jaringan komputer kita benar-benar aman : 1. Anti virus yang selalu terupdate 2. Anti spyware yang selalu terupdate 3. Firewall dalam kondisi aktif atau "on" 4. Memastikan secara regular bahwa software juga selalu terupdate Harga sebuah software microsoft tidaklah murah, sebagai contoh harga 1 buah lisensi windows vista saat ini berkisar antara 2-4 juta. Dapat dibayangkan berapa anggaran yang harus dikeluarkan oleh kantor kita untuk membeli 20 lisensi windows untuk 20 komputer yang baru di beli. Software yang kita beli dengan harga yang cukup mahal itu bukan lah software yang sempurna. Microsoft sendiri mengakui bahwa software mereka masih banyak celah-celah keamanan yang belum diperbaiki sehingga besar kemungkinan di rusak oleh program-program jahat. Oleh karena itu microsoft secara reguler merilis update-update terbaru untuk menutup celah celah keamanan tersebut. Microsoft juga menyediakan tools yang diberi nama WSUS untuk memudahkan kita sebagai pengguna akhir dalam mendistribusikan update-update yang di rilis oleh microsoft.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan mengimplementasikan sistem WSUS Server ini. diantaranya yaitu : 1. Sistem keamanan komputer menjadi lebih baik. Jelas sekali bahwa dengan melakukan update software secara periodik itu artinya kita sudah menutup celah-celah keamanan yang ada, sehingga akan meminimalisir terjadinya serangan dari malware. 2. Alokasi penggunaan bandwidth internet menjadi lebih efisien. Apabila dibandingkan dengan melakukan update software dengan cara manual yaitu mengkoneksikan semua komputer ke internet, maka dengan sistem WSUS ini kita hanya memerlukan satu buah komputer saja yang berfungsi sebagai server untuk melakukan sinkronisasi ke internet. Selanjutnya WSUS ini akan mendistribusikan semua update yang dibutuhkan ke komputer client melalui jaringan lokal. Sebuah penghematan bandiwdth yang tidak bisa dibilang kecil. 3. Administrator IT menjadi lebih produktif. Jika sebelumnya dalam melakukan update komputer harus dengan cara mendatangi komputer/ meremote komputer satu persatu (sangat menyita tenaga dan waktu) maka dengan diimplementasikannya WSUS ini, hal itu tidak perlu lagi dilakukan. Administrator IT hanya perlu melakukan approve terhadap update-update terbaru dari microsoft, dan nantinya WSUS lah yang mengambil alih dalam melakukan pendistribusian update-update ini ke komputer yang membutuhkan. Dengan demikian tenaga dan waktu administrator IT yang tadinya habis untuk melakukan update komputer dapat dialihkan untuk menyelesaikan pekerjaan produktif lainnya.
Sebelum mengimplementasikan WSUS ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : 1. Menganalisa kondisi infrastruktur jaringan yang ada. Hal ini penting dilakukan supaya nantinya konsep WSUS seperti apa yang akan di implementasikan. 2. Merekap data spesifikasi komputer server dan client baik dari sisi hardware maupun software. Ada spesifikasi minimum yang harus dipenuhi secara hardware maupun software sebelum mengimplentasikan WSUS ini. Setelah melakukan kedua point diatas, saatnya lah kita menentukan skenario/ jenis WSUS seperti apa yang akan di implementasikan. Adapun jenis-jenis WSUS ini secara garis besar ada 3 jenis yaitu : 1. Single WSUS Server
2. Multiple WSUS Server
3. Disconnected WSUS Server
|
Rabu, 29 Oktober 2008
ARTIKEL IT
Optimalisasi Update Dengan Sistem WSUS Server
Diposting oleh wulansyah reza di 00.27 0 komentar
ARTIKEL IT
Menanti 'Ketidakgratisan' Google
Dewasa ini, media Internet sudah menjadi media yang menjamur dalam masyarakat Indonesia. Berbagai media search engine yang notabene menggunakan open source sebagai 'media penggeraknya' pun marak bermunculan. Google sebagai salah satu search engine ini menjadi salah satu media search engine yang paling gemar digunakan oleh para pengguna dunia maya.
Google yang dulu dibuat atas dasar kekecewaan Larry dan Brin atas mesin pencari yang ada saat itu, macam Yahoo, Altavista dan sebagainya, kini menjelma menjadi musuh utama Microsoft yang sudah lama memonopoli media elektronik maya ini.
Dalam Google, hasil pencarian diatur agar menampilkan hasil yang terbaik. Ada beberapa cara yang dipakai. Yang paling utama adalah PageRank, suatu halaman dinilai rangkingnya berdasarkan berapa banyak link yang mengarah ke halaman itu, anchor text dari link,dan ukuran huruf. Selain itu, hasil pencarian dikelompokkan berdasarkan server sehingga hasil yang berasal dari situs yang sama akan ditampilkan berdekatan.
Berbeda dengan search engine sebelumnya yang menganalisa content text web, Google menggunakan hiperlink secara besar-besaran untuk mengindeks dan mendapatkan informasi
Berbagai kemudahan yang ditawarkan 'produk' Google ini pun didukung oleh penyediaan jasa penggunaan Google sebagai search engine itu secara gratis. Lalu dari mana google memperoleh pendapatan? Ternyata, 99% pendapatan Google berasal dari iklan. Dalam kurun satu tahun sejak Google beriklan, kapitalnya langsung melonjak menyamai kapital dari Time Warner.
Akankah struktur pendapatan ini akna tetap tanpa perubahan di masa yang akan datang? Saya rasa tidak. Penggunaan Google yang kini kita dapat kita rasakan secara gratis tidak akan bertahan lama. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang gratis. Hal ini pun terkait dengan konteks penggunaan Google sebagai search engine.
Fungsi Google mampu kita nikmati secara gratis secara tidak langasung membentuk pola perilaku kita. Ketika kita akan mencari sebuah data mengenai sesuatu pasti kita akan meng-click google sebagai search engine favorit kita. Pola perilaku kita ini kemudian menjadi sebuah kebiasaan yang kita anggap lumrah.
Kebiasaan yang membentuk perilaku kita ketika menghadapi layar komputer ini kemudian menimbulkan adiksi (baca: ketergantungan) kita pada penggunaan Google sebagai search engine. Bukan tidak mungkin Google akan memanfaatkan kondisi ini, atau bahkan inilah strategi pemasaran yang mereka gunakan? Membentuk pola perilaku untuk kemudian menawarkan produk open source yang terkapitalisasi?
Waktu kapitalisasi google semakin dekat. Google mungkin tidak akan bisa kita nikmati secara gratis lagi. Bahkan ketika masa itu sudah datang, bukan tidak mungkin kita akan membayar dengan sukarela atas jasa Google yang kita nikmati karena ketergantungan kita terhadap open source tersebut. dari Internet.
Diposting oleh wulansyah reza di 00.22 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)